12 November 2010

CONTOH LAPORAN PRAKTEK TPA AIA DINGIN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah satu hal yang sangat dibutuhkan oleh semua pihak. Bagi negara yang sedang berkembang kesehatan merupakan suatu komponen yang sangat ditinjau dan diperhatikan serta menjadi barometer dalam peniulaian taraf kemakmuran suatu negara.

Namun kesehatan bukanlah satu hal yang dapat dengan mudah dicapai oleh setiap orang, banyak hal-hal atau faktor-faktor yang dapat mengganggu tercapainya kesehatan tersebut di masyarakat.

Masalah umum yang dihadapi dalam bidang kesehatan adalah jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang besar, keadaan lingkungan fisik, dan biologis yang belum memadai, dimana baru sebagian kecil saja penduduk yang dapat menikmati air bersih dan lingkungan yang bebas dari sampah basah/ kering.

Keadaan lingkungan yang demikian adalah keadaan yang dapat menyebabkan mudahnya penularan penyakit yang mana penyakit – penyakit tersebut dapat ditularkan oleh beberapa hewan vektor baik yang bertindak sebagai vektor mekanik ataupun vektor biologis . Hewan – hewan yang bertindak sebagai vektor penyakit diantaranya yaitu lalat.

Lalat merupakan salah satu jenis serangga yang banyak dijumpai pada lingkungan tempat hidup manusia. Lalat merupakan vektor mekanis dalam penularan penyakit dan dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia. Penyakit - penyakit yang ditularkan oleh lalat antara lain disentri, kolera, typhus, diare, dan lain – lain. Hal ini dikibatkan karena kebiasaan hidup lalat yang sering hidup ditempat – tempat yang kotor.

Lalat mempunyai jenis yang banyak tetapi yang paling banyak merugikan manusia diantaranya, adalah lalat rumah ( Musca domestica ), lalat hijau ( Lucilia seritica ), lalat biru ( Calliphora vomituria), dan latirine ( Fannia canicularis ).

Lalat juga bisa dijadikan sebagai barometer dalam penilaian tingkat sanitasi suatu daerah serta cara hidup masyarak didaerah tersebut.

Untuk menghadapi masalah yang timbul perlu dilakukan langkah awal terlebih dahulu yaitu menghitung kepadatan lalat yang ada pada suatu daerah atau lokasi tertentu. Jika kepadatan lalat tinggi, maka perlu penanganan/pengendalian di lokasi tersebut.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui jumlah kepadatan lalat pada suatu daerah tertentu

1.2.2 Tujuan khusus

  • Mengetahui jumlah kepadatan lalat pada suatu daerah tertentu
  • Mengetahui kebiasan hidup lalat
  • Merencanakan program pemberantasan
  • Mengetahui cara menggunakan alat-a;at yang diperlukan dalam penangkapan lalat

BAB II

ISI

2.1 Profil TPA

TPA Air Dingin didirikan pada tahun 1986 dan mulai beroperasi pada tahun 1988. Setiap harinya, TPA menampung sampah dengan jumlah 450 ton/hari. Sampah-sampah tersebut berasal dari sampah rumah tangga, sampah pasar, serta sampah perkotaan. TPA ini beranggotakan 24 orang dengan tenaga khusus pengomposan sebanyak 3 orang. Setiap harinya mobil pengangkut sampah yang beroperasi sebanyak 62 unit/hari ditambah dengan 7 unit mobil pengangkut yang berasal dari Dinas Pasar. Tiap-tiap unit truk memiliki 4 orang anggota yang terdiri dari 1 orang operator truk dan 3 orang anggota.

TPA ini dibagi dalam beberapa zona tergantung tingkat keaktifan lahan tersebut digunakan sebagai tempat penampungan sampah. TPA ini menggunakan prinsip pengelolaan sampah tipe sanitary landfill. Proses penimbunan sampah dilakukan dengan tahap sebagai berikut:

  1. Tanah dilubangi sedalam 20 meter
  2. Gunakan lubang tersebut sebagai tempat penimbunan sampah
  3. Setelah tumpukan sampah mencapai ketinggian 3 meter, tutup kembali timbunan sampah tersebut dengan tanah clay (tanah gunung)
  4. Tumpuk kembali sampah diatas timbunan tanah
  5. Setelah tumpukan sampah mencapai ketinggian 3 meter, lakukan penumpukan kembali dengan tanah gunung.

Kendala yang dialami TPA selama beroperasi adalah kurangnya jumlah alat berat yang digunakan untuk pengoperasian kegiatan.

Dalam kegiatan pengelolaan sampah di TPA Air Dingin terdapat proses pengomposan sampah. Bahan-bahan proses pengomposan adalah sampah organik yang berasal dari pasar dan sampah rumah tangga.

2.2 Jadwal Pelaksanaan

  • Hari : Kamis
  • Tanggal : 31 Desember 2009
  • Pukul : 11.00 WIB s/d 14.00 WIB
  • Lokasi : TPA Air Dingin

2.3 Peralatan


  • Fly grill : 5 buah
  • Counter : 1 buah
  • Fly trap : 2 buah


2.3 Langkah Kerja

· Cara kerja penangkapan lalat di suatu lokasi

- Tentukan lokasi pengamatan untuk menangkap lalat

- Masukkan umpan kedalam fly trap terlebih dahulu.

- Letakkan fly trap pada salah satu titik baik dipusat maupun disalah satu titik lainnya.

- Biarkan selama 30 menit

- Lihat dan hitung lalat yang terdapat dalam fly trap

· Cara penghitungan kepadatan lalat

- Sediakan alat – alat yang dibutuhkan

- Tentukan lokasi pengamatan untuk menghitung kepadatan lalat.

- Letakkan Fly grill diletakkan pada 9 arah mata angin yaitu : pusat, utara, selatan, barat, timur, tenggara, barat daya, barat laut, timur laut dengan jarak 5-20 meter dari titik pusat

- Fly grill diletakkan lebih kurang 30 menit di lokasi populasi lalat ( tempat pembuangan sampah )

- Hitung jumlah lalat yang hinggap pada fly grill setiap 30 detik dengan 10 kali pengulangan

- Lakukan hal yang sama pada penghitungan lalat pada arah mata angin yang lain

· Cara menghitung rata- rata kepadatan lalat di suatu lokasi

- Setelah pengamatan selama 30 menit dengan fly grill, maka cari rata – rata lalat pada setiap penjuru dengan mengambil lima angka tertinggi

- Setelah itu, rata - rata tersebut di jumlahkan lagi dan bagi dengan sembilan untuk menentukan kepadatan lalat di lokasi tersebut

- Kemudian tentukan tingkat kepadatan lalat tersebut, dengan melihat tabel berikut :

No

Jumlah lalat

Kategori

1

0 - 2

Rendah

2

3 - 5

Sedang

3

6 - 20

Cukup padat

4

>21

Padat

- Kemudian hasil kepadatan lalat menggunakan fly grill tersebut di bandingkan dengan jumlah lalat yang masuk kedalam fly trap

BAB III

HASIL

3.1 Tabel Pengamatan

Waktu (setiap 30 detik)

Pusat

Utara

Selatan

Barat

Timur

Teng-gara

B. daya

B. Laut

T. laut

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

2

1

0

0

0

0

0

0

0

0

3

0

0

0

0

0

0

0

0

0

4

0

0

0

0

0

0

0

0

0

5

0

0

0

0

0

0

0

0

0

6

0

0

0

0

0

0

0

0

0

7

0

0

0

0

0

0

0

0

0

8

0

0

0

0

0

0

0

0

0

9

0

0

0

0

0

0

0

0

0

10

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Rata-rata

0,1

0

0

0

0

0

0

0

0

Rata-rata kepadatan lalat

= 0,1 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0

9

= 0,0111

= 0 ekor lalat/ 30 detik

3.2 Lalat Dalam Fly Trap

Di pusat : 0 ekor

Di tempat yang lain : 0 ekor

3.3 Pembahasan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada perhitungan kepadatan lalat di lokasi pembuangan sampah TPA Air Dingin maka diperoleh bahwa kepadatan lalat di tempat pembuangan sampah tersebut rendah yaitu 0 ekor lalat/ 30 detik. Sesuai dengan tabel indikator kepadatan lalat berikut:

No

Jumlah lalat

Kategori

1

0 - 2

Rendah

2

3 - 5

Sedang

3

6 - 20

Cukup padat

4

>21

Padat

Hal ini disebabkan karena adanya burung bangau yang memakan pupa lalat yang dapatmengganggu perkembangbiakan lalat sehingga dapat mengurangi tingkat kepadatan lalat di lokasi tersebut.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada perhitungan kepadatan lalat di lokasi pembuangan sampah TPA Air Dingin maka diperoleh bahwa kepadatan lalat di tempat pembuangan sampah tersebut rendah yaitu 0 ekor lalat/ 30 detik. Sesuai dengan tabel indikator kepadatan lalat berikut:

No

Jumlah lalat

Kategori

1

0 - 2

Rendah

2

3 - 5

Sedang

3

6 - 20

Cukup padat

4

>21

Padat

Maka dapat kita lihat berdasarkan hasil diatas bahwa kepadatan lalat didaerah tersebut adalah rendah.

4.2 Saran

  • · Gunakanlah alat- alat sesuai dengan kegunaannya
  • · Agar mahasiswa melaksanakan praktikum dengan teliti
  • · Gunakanlah waktu seefesien mungkin
  • · Buanglah sampah pada tempatnya
  • · Pisahkanlah sampah sesuai dengan jenisnya (sampah organic dan sampah anorganik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar